Hujan yang terus turun belakangan ini di kota ku,
menggoreskan hal-hal yang berkesan yang tak bisa ku lupakan bersama hujan.
Salah satu diantara hal-hal berkesan tersebut adalah
berjibaku dengan banjir bersamanya, bersamanya yang terjalin suatu hubungan yang
biasa di bilang orang sihhh pacaran.
Di hari itu ada janjian jumpaan dengannya yang baru sekitar
2 bulan jadian . namun siang menjelang jumpaan ternyata hujan sangat deras
turun.
Oiya kebetulan hari itu libur kuliah sedangkan dia kuliah
dan kami berdua satu universitas swasta di kota medan. Seperti orang pacaran
biasanya kalau mau jumpaan ,cowok nya yang jemput si cewek begitu juga dengan
kami.
Hujan deras yang turun di siang itu memaksa kami untuk
menunggu sampai hujan nya agak redaan. Cukup lama menunggu hujan redaan pada
saat itu, setelah menunggu lama akhirnya hujan reda dan segera bergegas ke
kampus menjemput dia dengan kereta matic ku.
Meski halangan hujan udah mulai dapat di atasi namun seperti
biasanya jalanan sekitar kampus ku kalau hujan deras selalu banjir dengan
kedalaman yang berbeda-beda namun dari segala arah menuju kampus ku pasti
banjir.
Terpaksa menuju ke kampus dengan arah yang berbeda meski
tetap bakal di landa banjir, kalau menuju ke kampus dengan arah biasa nya pasti
tak akan sampai ke kampus yang ada kereta matic ku ngambek kenak air banjir
yang sedengkul orang dewasa.
Kalau arah yang berbeda yang ku tuju ini banjir nya hanya se
mata kaki orang dewasa saja, namun tentu macet kalau udah banjir begini. Tapi
meski banjir di sekitar kampus ku namun kampus ku tak mengalami banjir Cuma
basah saja jalanan nya J
...
Singkatnya sudah sampai lah aku menunggu di depan kampus
kesayangan ehhhh dengan sepatu yang sudah basah kenak banjir tersebut tapi
tetap pede untuk menjemput pujaan hati J .
Dia sudah berada di kereta matic ku namun lagi-lagi harus
memikir untuk keluar dari kampus karena kami di kepung banjir yang sudah ku
utarakan di atas.
Keinginan kami untuk melewati banjir ini berbeda, ia
inginnya lewat jalan yang banjir nya gak parah sedangkan aku malah ingin
melewati banjir yang parah biar di bilang aku jagoan sama dia ehhhh...
Dengan sedikit memaksa aku memilih untuk mengabaikan
keinginan nya dan lebih memilih untuk melewati banjir yang cukup parah
sedengkul orang dewasa.
Awal melewati banjir sih aman-aman saja masih bisa aku buat
ketawa dia walau diselingin menggerutu. Ahh yang aku pikir semua akan baik-baik
saja dan aku di bilang jagoan malah yang ada tanda-tanda tak enak.
Semakin di tengah perjalanan kedalaman banjir nya ku rasa
makin dalam membuat maticku terasa berat untuk digas dan makin lama makin
bersuara memberi tanda pada pemiliknya bahwa dia udah tidak tahan dengan
kedalaman air yang makin dalam.
Akhirnya maticku kolaps untuk matinya di pinggir jalan
sehingga gak malu x diliat orang yang dipinggir jalan juga menunggu banjir nya
surut dengan kereta nya yang mogok juga..
Ahhh aku makin membuat dia menggerutu karena mau tak mau
kaki dan sepatunya basah untuk bertepi.
Ku tepikan lah kereta ku di depan ruko bersamanya. Ku coba
kembali hidupkan keretanya namun sial nya tak hidup-hidup. Menunggu dan melihat
kereta-kereta lain yang mogok menjadi pemandangan kami sambil bercengkrama dan
bercanda. “ makanya jemputnya pakai mobil dong atau pakai kereta besar”
celotehnya di tengah-tengah bercandaan kami.
Tak terasa 2 jam menunggu namun kereta maticku tak
meunjukkan tanda-tanda hidup, kata orang samping ku yang kereta nya mogok juga
sih katanya harus menunggu air yang masuk ke mesin kering dulu atau bongkar dan
keringi sendiri air nya.
Kereta nya baru bisa hidup 2 jam setengah juga dengan
tarikan gas nya yang berat dan banjir yang sedikit mulai surut membuat kami
menjauh dari banjir.
Meski dalam keadaanya sepatu basah tak membuat kami langsung
pulang , kami malah ke tempat tujuan awal kami ingin jumpa yaitu nyantai sambil
makan siang di salah satu pondok lesehan.
Sampai ke tempat pondok lesehan tersebut dengan kaki memutih
karena berendam air kami langsung
memesan minuman dingin capucino float buat aku dan strawberry float buatnya.
Memadu kasih sambil menyereput minuman dingin dengan rasa
kesal yang tak kunjung selesai yang ditunjukkan oleh nya akibat bertepi terlalu
lama di tengah banjir.
Setelah dari pondok lesehan tersebut aku antarkan dia pulang
dan aku juga pulang tentunya bukan nginap di rumahnya.
Bagi ku pengalaman kenak banjir merupakan pengalam pertama
ku dalam seumur hidup dan ternyata dia juga demikian .
Tentu kena banjir bersama orang yang di sayangi setidaknya
memiliki hal-hal yag berkesan meski aku tak bisa menggambarkan dengan pasti di
tulisan ku ini.
Terima kasih telah membaca cerita ku ini, ..