Film "Untuk Angeline", Penolakan Kekerasan Terhadap Anak

Jumat, 22 Juli 2016

Film "Untuk Angeline", Penolakan Kekerasan Terhadap Anak


Film "Untuk Angeline", Penolakan Kekerasan Terhadap Anak
Film "Untuk Angeline", Penolakan Kekerasan Terhadap Anak






Medan - Salah satu film menarik tayang di bioskop pada bulan Juli 2016 ini. Film itu ialah Untuk Angeline. Film yang di sutradarai oleh Djito Banyu ini mengangkat kasus kekerasan yang mengakibatkan kematian terhadap seorang anak bernama Engeline di Bali. Kasus ini menjadi pusat perhatian publik tahun lalu.

Untuk membuat film ini, penulis skenario,Laila Nur Azizah langsung melakukan penelitian di lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta orang-orang yang berhubungan dengan keberlangsungan hidup Engeline.

Selain itu, para pemain juga melakukan penelitian langsung dengan mendatangi orang tua kandung Engeline untuk mengetahui langsung emosi yang mereka rasakan. Sehingga, mereka dapat mendalami lagi peran dan karakter masing-masing.

Bahkan, sebagaimana diberitakan media Kompas, Shooting film Untuk Angeline di Bali ini mendapat pemolakan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Bali. Sehingga lokasi Syuting dilakukan di Banyuwangi.

"Pemda Bali kurang menyetujui pembuatan film ini di Bali. Karena mereka selaku kuasa di sana," kata Duke saat peluncuran teaser, poster, dan tema lagu film tersebut di Dapur Sunda, Pondok Indah Mal, Jakarta Selatan, Rabu (1/6/2016).

Meski Pemda Bali menolak, Duke mengatakan bahwa pihaknya tetap akan menayangkan film Untuk Angeline di Bali. Bahkan, lanjut dia, rencananya akan ada tiga layar yang akan memutar film ini di sana.

"Di Bali nanti juga akan tayang film ini. Kabarnya ada tiga layar," ucapnya.

selain itu, Ketua Dewan Pembina Komnas Anak, Seto Mulyadi atau Kak Seto sempat memprotes produksi film Untuk Angeline ini.

Dikutip dari berbagai sumber, Kak seto bilang, "Jadi jangan buru-buru dan terkesan saling berebut, hanya menonjolkan akses komersial saja," imbuhnya.

Kak Seto juga pernah bilang, "Bukan mengecam. Saya hanya memohon tunggu sampai kasus ini selesai,"

Sang Produser, Niken Septikasari, mengaku tak mempermasalahkan untung rugi dalam pembuatan film ini.

"Awalnya niat baik dipersembahkan untuk Angeline. Saya ikhlas untung rugi," Ujar Niken Septikasari sebagaimana dikutip dari bintang.com.

Film yang diperankan oleh Kinaryosih sebagai ibu Angeline serta sederet artis lainya, yakni Naomi Ivo, Teuku Rifnu Wikana, Roweina Umboh, Paramitha Rusady, Dewi Hughes, dan Hans De Kraker bukan lah menceritakan kronologi pembunuhan Angeline, melainkan hanya terinspirasi serta mengambil cerita sang ibu kandung Angeline.


Film Untuk Angeline sangat layak untuk disaksikan, sebagai peringatan bagi kita khususnya keluarga yang mempunyai anak, untuk tidak melakukan kekerasan terhadap anak. Mari kita tolak kekerasan terhadap anak dengan menonton film ini.

Film ini telah tayang di bioskop kesayangan kamu sejak 21 Juli 2016. Film ini juga bisa dibilang menyambut Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2016.

1 komentar :

  1. pemda Bali menolak tentu ada alasannya. dan film ini dibuat juga pastinya ada alasan dan pesan baik yang ingin disampaikan ke penonton. kalau saya sih ambil positifnya saja, film ini mengajak kita untuk aware dan mendukung perlindungan anak agar tidak ada Angeline-Angeline yang lain.

    BalasHapus